Ambil Presensi
silahkan lihat absensi ananda di spreadsheet sebelah.
Doa Pertama (Yang Paling Umum):
Bacaan Arab:
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُوْلًا، رَبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا وَارْزُقْنِيْ فَهْمًا
Transliterasi Latin:
“Radhitu billahi rabba, wa bil-islami dina, wa bi Muhammadin nabiyyan wa rasula, rabbi zidni 'ilman wa warzuqni fahman.”
Arti dalam Bahasa Indonesia:
“Aku ridha Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul-Nya. Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu serta berilah aku pengertian yang baik.”
Doa Kedua (Doa Memohon Kemudahan Berpikir - dari Surah Thaha ayat 25-28):
Doa ini juga sering dibaca, terutama ketika akan memulai pelajaran yang rumit, karena memohon agar dimudahkan dalam berbicara dan berpikir:
Bacaan Arab:
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
Transliterasi Latin:
“Rabbishrahli sadri wa yassirli amri wahlul 'uqdatan min lisani yafqahu qawli.”
Arti dalam Bahasa Indonesia:
“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thaha: 25-28)
Rasulullah pernah menyebut secara eksplisit bahwa Allah memiliki 99 nama indah atau lebih dikenal sebagai Asmaul Husna (pelafalan yang lebih tepat sejatinya adalah al-asmâ’ al-ḫusnâ). Sabda Nabi tersebut terekam dalam hadits shahih riwayat Imam Muslim. Doa Asmaul Husna Asmaul Husna memiliki keistimewaan-keistimewaan, salah satunya sebagai doa. Dalam surat al-A'raf ayat 180 disebutkan, وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا، وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ، سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ Artinya, “Allah memiliki Asmaul Husna maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna (nama-nama terbaik) itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan” (QS. Al-Araf : 180).
Karena itu tidak heran bila lafal doa yang kita jumpai nyaris selalu menyertakan satu atau lebih nama Allah yang terdapat dalam 99 Asmaul Husna, seperti Yâ Raḫmân, Yâ Karîm, Yâ Razzâq, Yâ Fattâḫ, dan lain sebagainya. Bahkan sebagian ulama secara khusus menyusun doa yang mereka beri nama Du‘â al-Asmâ al-Ḫusna (Doa Asmaul Husna). Sebagian lagi menyusun nadham atau syair yang berisi seluruh nama-nama agung itu. Baik doa maupun nadham, susunan redaksinya bisa berbeda-beda, mengikuti ijtihad para ulama dalam merangkai untaian pujian dan doa. Wirid Asmaul Husna Asmaul Husna juga menjadi wirid atau amalan rutin para ulama sejak zaman dulu karena keutamaan dan rahasia di dalamnya. Asmaul Husna diyakini sebagai media (tawasul) paling manjur dalam membuka berbagai pintu kebahagiaan secara lahir maupun batin. Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani dalam kitab Abwabul Faraj (1971: 132) menyebut, sebagian ulama salaf tiap bakda shalat Maghrib memiliki rutinitas bersama teman-temannya membaca surat Yasin, dilanjut melantunkan Asmaul Husna, doa Asmaul Husna, lalu memohon sesuatu kepada Allah.
Ulama besar tasawuf Al-Azhar kelahiran Sudan, Syekh Shalih al-Ja'fari bercerita bahwa melantunkan Asmaul Husna merupakan salah satu wirid tarekat guru beliau. Alam raya dan seisinya diyakini sebagai manifestasi nama-nama Allah. Sehingga, siapa saja yang memanjatkan doa dengan Asmaul Husna, ia tak ubahnya sedang menarik seluruh kebaikan datang kepadanya, dan membentengi dirinya dari berbagai ancaman keburukan. Ketika seseorang, misalnya, melantunkan Yâ Raḫmân (wahai Yang Maha Penyayang) maka sesungguhnya ia sedang memohon limpahan kasih sayang atau rahmat dari Allah; saat membaca Yâ Lathîf (wahai Yang Mahalembut) maka sejatinya ia sedang memohon kelembutan; kala membaca Yâ Ghafûr (wahai Yang Maha Pengampun) maka sama halnya ia tengah meminta ampunan; ketika melantunkan Yâ Razzâq (wahai Yang Maha Pemberi rezeki) maka tak ubahnya ia sedang menarik rezeki datang menghampirinya, dan begitu seterusnya (Sayyid Muhammad al-Maliki, Abwabul Faraj, 1971: 132).
Dengan demikian, bagi Syekh Shalih al-Ja'fari, Asmaul Husna lebih dari sekadar deretan nama-nama agung yang “hanya” bisa menjadi media atau tawasul untuk doa-doa. Asmaul Husna di mata beliau sudah mengandung doa itu sendiri, bahkan lebih luas. Seseorang secara tidak langsung sedang berusaha menyerap limpahan kebaikan dan menyingkirkan keburukan-keburukan saat melantunkan Asmaul Husna, sesuai dengan masing-masing makna dari nama-nama yang disebut.
Tabel 99 Asmaul Husna
No Asmaul Husna (Latin) Asmaul Husna (Arab) Artinya
1. Ar-Rahmânu الرَّحْمـٰنُ Yang Maha Pengasih
2. Ar-Raḫîmu الرَّحِيْمُ Yang Maha Penyayang
3. Al-Maliku الْمَلِكُ Yang Maha Merajai/Memerintah
4. Al-Quddûsu الْقُدُّوْسُ Yang Mahasuci
5. As-Salâmu السَّلاَمُ Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6. Al-Mu’minu الْمُؤْمِنُ Yang Maha Memberi Keamanan
7. Al-Muhaiminu الْمُهَيْمِنُ Yang Maha Pemelihara
8. Al-`Azizu الْعَزِيْزُ Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
9. Al-Jabbâru الْجَبَّارُ Yang Maha Perkasa
10 Al-Mutakabbiru الْمُتَكَبِّرُ Yang Maha Megah
11. Al-Khâliqu الْخَالِقُ Yang Maha Pencipta
12. Al-Bâri’u الْبَارِئُ Yang Maha Melepaskan
13. Al-Mushawwiru الْمُصَوِّرُ Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)
14. Al-Ghaffaru الْغَفَّارُ Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhâru الْقَهَّارُ Yang Maha Memaksa
16. Al-Wahhâbu الْوَهَّابُ Yang Maha Pemberi Karunia
17. Ar-Razzâqu الرَّزَّاقُ Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattâhu الْفَتَّاحُ Yang Maha Pembuka Rahmat
19. Al-`Alîmu الْعَلِيْمُ Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20. Al-Qâbidlu الْقَابِضُ Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)
21. Al-Bâsithu الْبَاسِطُ Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22. Al-Khâfidlu الْخَافِضُ Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23. Ar-Râfi`u الرَّافِعُ Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24. Al-Mu`izzu الْمُعِزُّ Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25. Al-Mudzillu الْمُذِلُّ Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26. As-Samî`u السَّمِيْعُ Yang Maha Mendengar
27. Al-Bashîru الْبَصِيْرُ Yang Maha Melihat
28. Al-Ḫakamu الْحَكَمُ Yang Maha Menetapkan
29. Al-`Adlu الْعَدْلُ Yang Mahaadil
30. Al-Lathîfu اللَّطِيْفُ Yang Mahalembut
31. Al-Khabîru الْخَبِيْرُ Yang Maha Mengetahui Rahasia
32. Al-Ḫalîmu الْحَلِيْمُ Yang Maha Penyantun
33. Al-`Adhîmu الْعَظِيْمُ Yang Mahaagung
34. Al-Ghafûru الْغَفُوْرُ Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakûru الشَّكُوْرُ Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36. Al-`Aliyyu العَلِيُّ Yang Maha Tinggi
37. Al-Kabîru الْكَبِيْرُ Yang Maha Besar
38. Al-Ḫafîdhu الْحَفِيْظُ Yang Maha Menjaga
39. Al-Muqîtu الْمُقِيْتُ Yang Maha Pemberi Kecukupan
40. Al-Ḫasîbu الْحَسِيْبُ Yang Maha Membuat Perhitungan
41. Al-Jalîlu الْجَلِيْلُ Yang Mahamulia
42. Al-Karîmu الْكَرِيْمُ Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqîbu الرَّقِيْبُ Yang Maha Mengawasi
44. Al-Mujîbu الْمُجِيْبُ Yang Maha Mengabulkan
45. Al-Wâsi`u الْوَاسِعُ Yang Maha Luas
46. Al-Ḫakîmu الْحَكِيْمُ Yang Maha Maka Bijaksana
47. Al-Wadûdu الْوَدُوْدُ Yang Maha Pencinta
48. Al-Majîdu الْمَجِيْدُ Yang Maha Mulia
49. Al-Bâ`itsu الْبَاعِثُ Yang Maha Membangkitkan
50. Asy-Syahîdu الشَّهِيْدُ Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Ḫaqqu الْحَقُّ Yang Mahabenar
52. Al-Wakîlu الْوَكِيْلُ Yang Maha Memelihara
53. Al-Qawiyyu الْقَوِيُّ Yang Mahakuat
54. Al-Matînu الْمَتِيْنُ Yang Mahakokoh
55. Al-Waliyyu الْوَلِيُّ Yang Maha Melindungi
56. Al-Ḫamîdu الْحَمِيْدُ Yang Maha Terpuji
57. Al-Muḫshî الْمُحْصِيْ Yang Maha Mengalkulasi
58. Al-Mubdi’u الْمُبْدِئُ Yang Maha Memulai
59. Al-Mu`idu الْمُعِيْدُ Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60. Al-Muḫyi الْمُحْيِ Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumîtu الْمُمِيْتُ Yang Maha Mematikan
62. Al-Ḫayyu الْحَيُّ Yang Mahahidup
63. Al-Qayyûmu الْقَيُّوْمُ Yang Mahamandiri
64. Al-Wâjidu الْوَاجِدُ Yang Maha Penemu
65. Al-Mâjidu الْمَاجِدُ Yang Mahamulia
66. Al-Wâḫidu الْوَاحِدُ Yang Maha Tunggal
67. Al-Aḫadu الْأَحَدُ Yang Maha Esa
68. Ash-Shamadu الصَّمَدُ Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69. Al-Qâdiru الْقَادِرُ Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70. Al-Muqtadiru الْمُقْتَدِرُ Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddimu الْمُقَدِّمُ Yang Maha Mendahulukan
72. Al-Muakhiru الْمُؤَخِّرُ Yang Maha Mengakhirkan
73. Al-Awwalu الْاَوَّلُ Yang Mahaawal
74. Al-Âkhiru الْآخِرُ Yang Mahaakhir
75. Adh-Dhâhiru الظَّاهِرُ Yang Mahanyata
76. Al-Bâthinu الْبَاطِنُ Yang Maha Ghaib
77. Al-Wâlî الْوَالِي Yang Maha Memerintah
78. Al-Muta`âli الْمُتَعَالِي Yang Maha Tinggi
79. Al-Barru الْبَرُّ Yang Maha Penderma
80. At-Tawwabu التَّوَّابُ Yang Maha Penerima Tobat
81. Al-Muntaqimu الْمُنْتَقِمُ Yang Maha Penuntut Balas
82. Al-`Afuwwu الْعَفُوُّ Yang Maha Pemaaf
83. Ar-Ra’ûfu الرَّؤُوْفُ Yang Maha Pengasih
84. Mâlikul-mulki مَالِكُ الْمُلْكِ Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85. Dzul-Jalâli wal-Ikram ذُوْ الْجَلَالِ وَالْاِكْرَامِ Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsithu الْمُقْسِطُ Yang Mahaadil
87. Al-Jâmi`u الْجَامِعُ Yang Maha Mengumpulkan
88. Al-Ghaniyyu الْغَنِيُّ Yang Maha Berkecukupan
89. Al-Mughnî الْمُغْنِيْ Yang Maha Memberi Kekayaan
90. Al-Mâni`u الْمَانِعُ Yang Maha Mencegah
91. Adl-Dlâru الضَّارُ Yang Maha Memberi Derita
92. An-Nâfi`u النَّافِعُ Yang Maha Memberi Manfaat
93. An-Nûru النُّوْرُ Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94. Al-Hâdî الْهَادِيْ Yang Maha Pemberi Petunjuk
95. Al-Badî`u الْبَدِيْعُ Yang Maha Pencipta
96. Al-Bâqî الْبَاقِيْ Yang Mahakekal
97. Al-Wâritsu الْوَارِثُ Yang Maha Pewaris
98. Ar-Rasyîdu الرَّشِيْدُ Yang Mahapandai
99. Ash-Shabûru الصَّبُوْرُ Yang Mahasabar
Demikian daftar 99 nama indah Allah atau Asmaul Husna. Jumlah Asmaul Husna Sebenarnya terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait jumlah nama-nama Allah. Sebagian mengatakan bahwa nama Allah pada dasarnya tidak terbatas pada angka tertentu. Ada pula yang berpendapat, bahwa jumlah nama itu terbatas di angka tertentu (100, 1000, 99, dan lainnya) meskipun sebagian nama-nama-Nya tidak diketahui manusia secara keseluruhan. Pendapat bahwa Asmaul Husna berjumlah 99 adalah paling populer dengan berpatokan pada hadits di atas. Wallahu a'lam.